Minggu, 23 Juni 2013

Rasanya Belajar di PESAT Cibubur

Halo semua!

Maaf ya, admin baru bisa mendarat lagi di depan Blogger untuk meng-update blog ini, setelah PESAT Cibubur dilaksanakan minggu lalu. Pasti banyak yang ingin tahu bagaimana jalannya PESAT Cibubur. Nah, ini dia ulasannya.

Peserta yang serius belajar
Peserta dan undangan yang terdaftar sebetulnya berjumlah 107 orang, tetapi 84 orang yang dapat hadir. Jumlah ini pun lumayan memenuhi ruangan.

PESAT Cibubur diawali dengan materi "Demam dan Kejang Demam Serta Penanganannya" oleh Gendi Jatikusumah, seorang Smart Parent, anggota milis sehat. Gendi menjelaskan mengenai cara tubuh mengatur temperatur-nya dan ciri-ciri demam. Penting untuk diingat bahwa demam itu bukan penyakit, tetapi gejala yang menunjukkan bahwa tubuh sedang terinfeksi. Tidak baik untuk cepat-cepat menurunkan suhu tubuh anak yang hangat, karena demam sebenarnya adalah mekanisme positif dari tubuh untuk melawan infeksi. Kalau diturunkan suhunya, tubuh malah tidak bisa melawan mikroorganisme penyebab infeksi. 

Bayi atau anak dikatakan demam dan perlu dibawa ke dokter, bila:

- Berusia < 3 bulan dan temperaturnya 38°C atau lebih tinggi. Walaupun bayi tidak menunjukkan gejala lain, orangtua perlu berkonsultasi dengan dokter. 
- Berusia > 3 bulan, temperatur 38.89°C atau lebih tinggi. 
- Berusia > 6 bulan, dengan temperatur 40°C atau lebih.

Kebanyakan infeksi pada anak disebabkan oleh virus (misalnya pada gejala selesma dan diare), bukan oleh bakteri, jadi tidak perlu antibiotik dan dapat sembuh sendiri. Gendi juga menjelaskan mengenai obat penurun panas yang paling aman dan yang paling berbahaya. Tetapi semua obat, meski aman sekalipun, tetap memiliki efek samping. Obat penurun panas pun tidak menyembuhkan infeksi, tetapi bersifat menurunkan suhu tubuh, pain killer dan menyamankan anak yang resah dan tidak nyaman karena demamnya. Tidak baik pula memberikan obat anti kejang sebelum ada tanda kejang, karena tidak akan efektif menghentikan kejang.Obat kejang hanya boleh diberikan kepada anak yang sedang kejang, tetapi itupun perlu pengamatan atas lamanya kejang yang sudah dialami anak.  Efek samping obat anti kejang berbahaya, jadi jika diberikan sebelum anak kejang, anak hanya akan memperoleh efek sampingnya. Duh, kasihan anaknya ya!
Gendi dan Materi Demam
Kita harus mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak dan untuk menghindarinya kita harus memperbanyak cairan, misalnya dengan ASI, air, sup, es krim, jus buah segar dan es Batu. Bila demam disertai muntah/diare, maka anak perlu beri oralit. Waahh, es krim? Selama ini kita pasti berpikir es krim  memperparah sakit anak, tetapi sebetulnya es krim termasuk bentuk cairan yang bisa diandalkan agar anak mau minum cairan. Treatment lain selama demam adalah tidak memakaikan anak baju berbahan tebal, membiarkan anak makan apa yang diinginkan, meng-kompres anak dengan air hangat dan memandikannya dengan air hangat di bak mandi.

Sesi berikutnya adalah "Antibiotik, Tak Kenal Maka Tak Sayang" yang dibawakan oleh dr. Apin, yang memulai sesi dengan diskusi interaktif untuk mengenali pengetahuan peserta. Dokter Apin menjelaskan kekeliruan dalam menggunakan antibiotik selama ini, yaitu menganggap antibiotik sebagai obat yang mujarab untuk semua penyakit. Antibiotik juga sering digunakan untuk menyembuhkan penyakit langganan, misalnya selesma/flu. Pasien rawat sering diberikan antibiotik ganda. Banyak pula pasien yang tidak melanjutkan meminum antibiotik sesuai dosis yang dianjurkan setelah kondisi membaik.




Untuk mengubah kekeliruan ini, kita harus memahami terlebih dahulu jenis-jenis mikroorganisme penyebab infeksi, yaitu virus, bakteri, jamur dan parasit. Virus bukan mahluk hidup, tidak bisa dilawan oleh antibiotik dan dapat lumpuh sendiri. Tidak ada obat anti virus yang diperlukan untuk melawan virus, kecuali obat anti virus untuk infeksi HIV/AIDs, serta infeksi herpes dan cacar air pada manula karena dikhawatirkan menimbulkan komplikasi seperti meningitis.

Antibiotik tidak diperlukan untuk selesma-flu, ingus meler sampai hijau sekalipun, radang tenggorokan, sinusitis, bronkhitis dan cairan di telinga tengah. Antibiotik diperlukan untuk infeksi bakteri dan jamur, tetapi itupun diberikan secara hati-hati. Berikut penyakit yang memerlukan antibiotik: TBC, Infeksi Saluran Kemih, Diare dengan DARAH, Tifus, Meningitis, Otitis Media Akut (diberikan setelah terinfeksi selama lebih dari 72 jam), Sinusitis 2 mg, beberapa Pneumonia (tidak semua) dan Streptococcus.

Antibiotik diciptakan untuk tujuan mulia, yaitu menyelamatkan manusia dari infeksi bakteri (bukan virus). Kalau disalahgunakan, kita malah kembali ke jaman dulu sebelum antibiotik diciptakan oleh Fleming, di mana bakteri yang jahat lebih pintar dari manusia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat tidak hanya menyebabkan resistensi bakteri pada individu, tetapi juga menimbulkan konsekuensi komunitas, di mana antibiotik tidak lagi bekerja, meski pada orang yang minum antibiotik pertama kali. Akan timbul superbugs (bakteri yang resisten dan tidak bisa lumpuh meski sudah dilawan oleh antibiotik paling paten sekalipun). Ini membahayakan anak, masyarakat dan lingkungan. Please save our children from irrational use of drugs. Please also save antibiotics, supaya bisa kembali ke manfaat asalnya dan tetap dipergunakan sebagaimana semestinya. 

Wah, seru banget ya bahasannya. Lihatlah para peserta yang serius sekali mendengarkan Gendi dan dr.Apin.

Serius mendengarkan

Sesi materi kemudian dilanjutkan oleh diskusi yang difasilitasi oleh Widi Mulia, sebagai moderator. Widi  memberikan tiga kali termin pertanyaan karena banyak sekali peserta yang ingin bertanya. Karena terbatasnya waktu, sayang sekali tidak semua peserta yang ingin bertanya dapat direspon.

Widi Mulia memimpin diskusi

Yuk, lihat ekspresi para peserta dalam rangkaian foto berikut.
Bertanya

Hadirnya si kecil tidak menghalangi peserta untuk bertanya.

Merespon pertanyaan

Peserta lain serius menyimak, ...

membaca, ...

..., membaca juga

... menulis,

dan ada juga yang sambil menikmati klapertaart dari Vanilla Cake and Cookies. Sluurp!

Panitia senang sekali menerima respon yang positif dari peserta PESAT Cibubur. Berdasarkan angket yang diisi peserta, hampir semua peserta merasa materi yang dibawakan oleh dr. Apin dan Gendi mudah dipahami. Sebagian besar peserta merasa topik sangat penting (88%) dan sangat bermanfaat (85%). Banyak juga yang meminta agar PESAT Cibubur segera diadakan. Sebanyak 19 peserta menyatakan ingin menjadi panitia Pesat Cibubur selanjutnya.
Ada juga peserta yang memberikan kritik dan saran, misalnya:
-   Waktu penyelenggaraan terlalu pagi dan lama waktu acara perlu ditambah.
-    Lokasi dan ruangan perlu dicarikan yang lebih terjangkau/dekat/strategis dan lebih nyaman (lebih luas dan lebih dingin).

Terimakasih ya para peserta! Terimakasih juga untuk para sponsor: Bank Rakyat Indonesia dan Dunia Bermain. Terimakasih untuk media partner:  Ayahbunda, Mommies Daily, ID Ayah ASI dan Tentang Anak. Terimakasih untuk para pendukung: Vanilla Cake and Cookies, Berryblues, Little Angel Batik, Father-Care, Bayi-bayiku dan Toko Utama. 

Wah, kapan ya PESAT Cibubur bisa diadakan lagi dengan panjang waktu yang lebih lama dan topik yang lebih beragam? Doakan yooo!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar